Harga Emas dan Perak Jakarta

Rabu, 29 Mei 2013

Pencegahan Penyakit Pada Kerbau


Untukmenjagakesehatanternakkerbau, kitaharusmelakukanpemeliaraandenganteraturterutamadalammenjagakebersihanlingkungankandang, pemberianpakansecarateratur, sertaternakkerbauharusdijagakesehatannyadenganmelakukanvaksinasisecarateraturdanselalumenjagakebiasaanternakkerbauberkubangdalamlumpur.Beberapapenyakit yang biasamenyerangternakkerbauadalahsebagaiberikut:

1. HaemorrhagicSepticaemia (Pasteurilosis), penyakitinidisebabkanolehjasadrenikPasteurellamultocida, bilamenyerangternakkerbausangatganas, dapatmenimbulkankematian, danseringpenyakitinidisebutpenyakitternakkerbau. Akibatdaripenyakitinipadatahun 1998 di Indonesia, dilaporkanterjadikematianternakkerbaumencapai 6.000 ekor.Gejalaklinikdaripenyakitiniterjadikenaikansuhubadansecaratiba-tibamencapai 42 derajatcelsius, air ludahberlebihan, depresi yang parahdandalamwaktu 24 jam menimbulkankematian.Kerbau yang terserangumumnyapadabagian dada, tenggorokandantulangbelikatterasapanas.Pengobatandapatdilakukandengansenyawasulfonadinamida yang dicampurdenganantibiotikasepertioksitetrasiklin.Sebagaicontohdenganpemakaian 30 ml Na sulfonadinamida (33,3 % larutan) tiap 45,5 kg beratbadan. Kebanyakanpenyakitiniolehpeternakseringdilaporkanpadamalamhari di musimhujan yang dingin.Penyakitiniterjadisepanjangtahun.Untukmenjagakesehatanternakkerbau, supayajanganterserangolehpenyakitiniharusdilakukanvaksinasi.Vaksinasidaripenyakitiniada 3 macamyaitu (a) borthbacterin (bakteripada sari daging) (b) alum precipitatedan (c) oil-adjuvant vaccines.

2. PenyakitMulutdan Kuku (PMK), penyakitinihampirmenyerangkeseluruhdunia, kecuali Australia, Trinidad danbeberapatempat di Eropa.Padatahun 2001 penyakitinimenyerangsangatluas di InggerisdanPerancis, sehinggaterjadipembunuhanternaksecaramasal.Penyakitinidisebabkanoleh virus, danditandaidengandemandanpenampilankakupadamulutdan kuku. Padaumumnyaternakkerbausangatmudahterserang PMK sehinggamenyebabkandiare, kerbauperahakanturunproduksinyasampai 30 %. Ternakkerbau yang terserang PMK, selama 10 hariataulebihtenagakerjanyaakansemakinmenurun, tetapitidakmenularketernakkerbau yang lain. Pengobatanpenyakit PMK secaratradisional di Indonesia denganmenggunakanbuahasamjawa yang diambilsarinya, yang berfungsisebagaizatmenciutkan (astrigent juice).Disampingmenggunakanasamjawa, pengobatanpenyakit PMK dapatjugadilakukandenganmenggunakangaramgosokataucampurangaramdenganubikayu.

3. PenyakitKembungPerut (Bloat), penyakitkembungperutdiartikansebagaipenggelembungan rumen danretikulumsecaraberlebihanakibatpengaruh gas hasilfermentasidarikarbohidrat yang berasaldaripakan yang dimakannyasecaracepat, karenadarisejumlahbesarasamlaktat yang terbentuk, akibatdari pH rumen menjadisangatasam, sehinggamengakibatkantekananmenjadimeningkat. Penyebatdari Bloat inidisebabkankarenaternakkerbau yang digembalakanpadapadangpenggembalaan yang banyakmenanamkacang-kacangan.Ternakkerbauperahlebihmudahterserang bloat dibandingkandenganternakkerbaupedaging. Padamusimpenghujanternakkerbaukurangterserang bloat, karenarumputtumbuhnyalebihcepatdibandigkandengantumbuhnyakacang-kacangan.Pencegahanpenyakit bloat dapatdilakukandenganmenghentikanpemberianpakanbutirandankosentrat, sertaharusmenyediakan air minumsecaraterusmenerus. Pengobatanpenyakit bloat inidapatdilakukandengan (a) daunkelapatuadancairandaunkelapatuamelaluimulutsebanyak 1 kg; (b) ternakkerbaudiajaklariselama 30 menitsebanyak 3-4 kali sehariuntukmeransang rumen; (c) pemberian hot saline atausabunurus-urus; (4) pemberianlarutanasamasetatsebanyak 0,5 – 1 liter melaluimulut.

4. PenyakitAntrax, penyakitinimerupakanpenyakit yang menularkepadamanusiadansangatberbahaya. Ternakkerbau, sebagaimanaternakruminansialainnyamudahterinfeksioleh Bacillus anthracis.Padanegara yang sedangberkembangkasuspenyakitantrax yang menularkankepadamanusiasangattinggi, karenadisebabkanoleh: (a) kegagalandalammemastikandanmelaporkanpenyakitini, setelahterjaditindakanakut, (2) kecendrunganuntuksegeramemotongternak yang terserangolehpenyakitdandibagikanuntukdimakan, (3) kecendrunganmemanfaatkankulitternak yang terserangpenyakitantraks, (4) penguburanternak yang matiolehpenyakitiniterlaludangkal. Diharapkansemua yang berhubungandenganpenyakitantraksharusdibakar.Penularandaripenyakitantraksmelaluiserangga, terutamaserangga yang hiduppadaternak.Serangandaripenyakitantraksmenimbulkankematiansecaratiba-tibatanpaadagejalaklinis yang memadai, tetapigejala lain adalahhewan/ternakakantimbuldeman, ototbergeraksendiri, jatuhdankeluardarahdarimulut, anus, vulva, telingadansuhubadanmeninggisampai 42 derajatcelsius.

5. Penyakit Tuberculosis, penyakitiniseringmenyerangkerbau yang diperah, karenaseringdikandangkan. PenyakitinidisebabkanolehjasadrenikMycobateriumtubercolosis .Tandaumumdariternakkerbau yang diserangolehpenyakittubercolosisadalahternakkerbaumenjadimalas, suhutubuhnaikturun, nafsumakanturun, batukkering, kerbauakandiare,.Jikabakterisudahsampaikeambing, ambingakanmembengkakdan air susu yang dihasilkanencerseperti air. Lama penyerangandaripenyakit tuberculosis bisaberbulan-bulanbahkansampaibertahun-tahun. Pencegahanpenyakit tuberculosis dapatdilakukandenganpemakaian anti biotiksecaratepat.

6. PenyakitSarcoptic Mange, penyakitinidisebabkanolehcaplakjenisSacopticscabaelivarbabulus. Tandadarikerbau yang terkenapenyakitiniterdapatluka di leher, sepanjangbagianperut, denganlukapadamulanyakeciltetapimakin lama makinbesardanmengeropeng.Padatingkatlanjut, keropengtersebutsemakinmembesardankulitmenebaldanpadaakhirnyaternakkerbausemakinmelemahdantidakbersemangat.Dari hasillaporanbahwapenyakitiniseringterjadidiwaktumusimkemarau, karenaternakkerbaujarangdigunakansebagaitenagakerja.Penanggulanganpenyakitinidilakukanden
ganmenghilangkancaplakmelaluipenyemprotandenganinsektisidasecaramemadai.

7. PenyakitSiphonaExigua, adalahsejenispenyakitkulit yang disebabkanolehserangga yang menggunakankerbausebagaiinangnya. Kerbaulebihmenderitadibandingkandenganternaklainnya, karenaberkurangnyadarah yang disebabkanolehgigitanserangga.Penanggulangannyadenganmembasmiseranggasecaraseksama.


8. Penyakit Mastitis, penyakitinilebihbanyahmenyerangkerbauperah, yang disebabkanolehbakteriSagalactiaedyglactiae, Sagalactiaefaecalis, Sagalactiaeuberis. Dan jugaolehbakteri Staphylococcus aureus, E choli, Corynebacteriumpyogenes, M. Tubercolosis, Psedomonassp, Mycoplasma, danBaccillus sp. Tandadariternakkerbau yang terserang Mastitis, terjadinyapembengkakandenganwarnakemerah-merahanpadaambing, sehinggasusumenjadiencerdanbergumpal. Untukmengatasipenyakit mastitis, lakukanlahpemerahandenganbaikdanhati-hatidanputingsusudibersihkansetelahdilakukanpemerahan. Bilasudahterserangpenyakit mastitis harusdilakukanpengobatandenganmenggunakanpenisilin, tetrasiklin, sulfonadinamiddanstreptomysingunauntukmenghilangkanmikrobapenyebab mastitis.Dalampemakaianobat-obattersebutsusukerbauperahdilarangdikonsumsiolehmanusiaselama 5 sampai 7 hari.

Beberapa Jenis Sapi

I. Pendahuluan.
Usaha peternakan sapi potong mayoritas masih dengan pola tradisional dan skala usaha sambilan. Hal ini disebabkan oleh besarnya investasi jika dilakukan secara besar dan modern, dengan skala usaha kecilpun akan mendapatkan keuntungan yang baik jika dilakukan dengan prinsip budidaya modern. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu budidaya penggemukan sapi potong baik untuk skala usaha besar maupun kecil. 
II. Penggemukan
Penggemukan sapi potong adalah pemeliharaan sapi dewasa dalam keadaan kurus untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dalam waktu relatif singkat (3-5 bulan).
Beberapa hal yang berkaitan dengan usaha penggemukan sapi potong adalah : 
1. Jenis-jenis Sapi Potong.
Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah : 
A. Sapi Bali.
Cirinya berwarna merah dengan warna putih pada kaki dari lutut ke bawah dan pada pantat, punggungnya bergaris warna hitam (garis belut). Keunggulan sapi ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru. 
B. Sapi Ongole.
Cirinya berwarna putih dengan warna hitam di beberapa bagian tubuh, bergelambir dan berpunuk, dan daya adaptasinya baik. Jenis ini telah disilangkan dengan sapi Madura, keturunannya disebut Peranakan Ongole (PO) cirinya sama dengan sapi Ongole tetapi kemampuan produksinya lebih rendah. 
C. Sapi Brahman.
Cirinya berwarna coklat hingga coklat tua, dengan warna putih pada bagian kepala. Daya pertumbuhannya cepat, sehingga menjadi primadona sapi potong di Indonesia. 
D. Sapi Madura.
Mempunyai ciri berpunuk, berwarna kuning hingga merah bata, terkadang terdapat warna putih pada moncong, ekor dan kaki bawah. Jenis sapi ini mempunyai daya pertambahan berat badan rendah. 
E. Sapi Limousin.
Mempunyai ciri berwarna hitam bervariasi dengan warna merah bata dan putih, terdapat warna putih pada moncong kepalanya, tubuh berukuran besar dan mempunyai tingkat produksi yang baik 
2. Pemilihan Bakalan.
Bakalan merupakan faktor yang penting, karena sangat menentukan hasil akhir usaha penggemukan. Pemilihan bakalan memerlukan ketelitian, kejelian dan pengalaman. Ciri-ciri bakalan yang baik adalah : 
  • Berumur di atas 2,5 tahun.
  • Jenis kelamin jantan.
  • Bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm tinggi pundak minimal 135 cm, lingkar dada 133 cm.
  • Tubuh kurus, tulang menonjol, tetapi tetap sehat (kurus karena kurang pakan, bukan karena sakit).
  • Pandangan mata bersinar cerah dan bulu halus.
  • Kotoran normal

Sapi Limousin merupakan salah satu jenis dari sapi potong keturunan Bus taurus yang berhasil dijinakkan dan dikembangbiakkan di Prancis. Sapi ini pertama kali ditemukan di kota Limous letaknya diLascaux cave, Prancis. Sapi ini dapat beradaptasi pada berbagai kondisi yang kritis pada musim dingin, mempunyai karakter keindukan, daya hidup tinggi dan mudah dipelihara seperti sapi potong pada umumnya, sapi ini termasuk sapi yang berbadan besar, tinggi 1,5 meter. Sapi Limousin mempunyai bulu yang sangat tebal dan kompak memutupi seluruh tubuhnya, sapi ini juga bisa digunakan sebagai sapi pekerja untuk pertanian karena kekuatan dan kecepatannya dalam pengolahan tanah, lama pemeliharaan bisa mencapai 6-7 anak sampai umur 9 tahun dan bangsa sapi ini sudah banyak diekspor ke berbagai negara (Anomim, 2006).

Bangsa sapi Limousin memiliki warna mulai dari kuning sampai merah keemasan, tanduknya berwarna cerah, bobot lahir tergolong kecil sampai medium yang berkembang menjadi golongan besar pada saat dewasa, betina dewasa dapat mencapai 575 kg sedangkan pejantan dewasa mencapai berat 1100 kg. Fertilitasnya cukup tinggi, mudah melahirkan, mampu menyusi dan mengasuh anak dengan baik serta pertumbuhannya capat (Blakely dan Bade, 1994).

Sapi tipe potong adalah sapi-sapi yang mempunyai kemampuan untuk memproduksi daging dengan cepat, pembentukan karkas baik dengan komposisi perbandingan protein dan lemak seimbang hingga umur tertentu. Sapi potong pada umumnya mempunyai ciri-ciri :
• Bentuk tubuh yang lurus dan padat
• Dalam dan lebar,
• Badannya berbentuk segi empat dengan semua bagian badan penuh berisi daging.
Sapi-sapi yang termasuk dalam tipe sapi potong diantaranya : Sapi Brahman, Sapi Ongole, Sapi Sumba Ongole (SO), Sapi Hereford, Sapi Shorthorn, Sapi Brangus, Sapi Aberden Angus, Sapi Santa Gartudis, Sapi Droughtmaster, Sapi Australian Commercial Cross, Sapi Sahiwal Cross, Sapi Limosin, Sapi Simmental, Sapi Peranakan Ongole.

Sapi Limousine merupakan keturunan sapi eropa yang berkembang di Perancis. Tingkat pertambahan badan yang cepat perharinya 1,1.kg. Contoh sapi Limousine tertera pada gambar 15. Ukuran tubuhnya besar dan panjang serta dadanya besar dan berdaging tebal. Bulunya berwarna merah mulus. Sorot matanya tajam, kaki tegap dengan warna pada bagian lutut kebawah berwarna terang. Tanduk pada sapi jantan tumbuh keluar dan agak melengkung. Bobot sapi jantan 850 kg dan betina 650 kg.
dengan pola daging yang ekstrim. Sapi yang asli badannya besar dengan tulang iga dangkal, tetapi akhir-akhir ini ukuran sedang lebih disenangi. Sapi jantan beratnya 1000 sd 1400 kg, sedang betina 600-850 kg. masa produktif sapi betina antara 10-12 tahun.
Sapi Simental dikembangkan Indonesia tahun 1985 melalui semen beku yang dikawinkan dengan sapi PO. Anak sapi yang berumur 2 bulan pertumbuhannya pesat sekali. Sapi berumur 23 bulan dapat mencapai bobot 800 kg dan pada umur 2,5 tahun mencapai 1.100 kg. Di Jawa sapi Simental dikawinkan dengan sapi Friesian Holstein, untuk mendapatkan sapi yang performasinya lebih baik. Perkawinannya dilakukan dengan cara IB, dimana semen yang di pilih sudah diketahui jenis kelaminnya. Anak simental yang dikehendaki adalah yang jantan, karena jika betina produksi susunya dan dagingnya kurang baik.
A. Sapi Limousin (Diamond Limousine)
  • Sapi Limousin/ Sapi Diamond Limousine (termasuk Bos Taurus), dikembangkan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dgn perototan yg lebih baik dibandingkan Sapi Simmental. Ciri-cirinya secara genetik Sapi Limousin adalah sapi potong yg berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yg besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yg sebenarnya) yg tinggi & metabolic rate yg cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur.
  • Jenis limousin ini merupakan salah satu yg merajai pasar sapi di Indonesia & merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kg/hari saat masa pertumbuhannya. Sapi lainnya yg juga merajai pasar-pasar sapi adalah Sapi PO & Sapi Bali

Sapi Limousin kadang disebut juga Sapi Diamond Limousine (termasuk Bos Taurus), dikembangkan pertama di Perancis, merupakan tipe sapi pedaging dengan perototan yang lebih baik dibandingkan Sapi Simmental.

Secara genetik Sapi Limousin adalah sapi potong yang berasal dari wilayah beriklim dingin, merupakan sapi tipe besar, mempunyai volume rumen yang besar, voluntary intake (kemampuan menambah konsumsi di luar kebutuhan yang sebenarnya) yang tinggi dan metabolic rate yang cepat, sehingga menuntut tata laksana pemeliharaan lebih teratur.

Sapi jenis limousin ini merupakan salah satu yang merajai pasar-pasar sapi di Indonesia dan merupakan sapi primadona untuk penggemukan, karena perkembangan tubuhnya termasuk cepat, bisa sampai 1,1 kg/hari saat masa pertumbuhannya.
Sapi lainnya yang juga merajai pasar-pasar sapi adalah Sapi PO dan Sapi Bali.
Sapi jenis limousin ini SUDAH diternakkan di DOMPI.

JENIS RUMPUT PAKAN TERNAK

Jenis rumput pakan ternak
Tanaman Pakan Ternak
A. 1. Nama latin : Pennisetum purpureum,
2. Nama umum : Elephant grass, Napier grass, rumput gajah
3. Asal : Afrika
4. Deskripsi/tanda-tanda :
- perennial, bentuk rumpun, mempunyai rhizom, tumbuh tegak (4-5 m)
- setiap kg 3 juta biji
5. Agronomi :
- biji sedikit dan viability (daya hidup) rendah
- tumbuh dari dataran rendah-dataran tinggi dengan curah hujan sampai 2500 mm/tahun (Malang ± 2000 mm/th, tinggi 450 m dpl)
– penyebaran secara vegetatif, hal ini penting untuk mempertahankan karakter kultivar (cv.= cultivated variation)
B. 1. Nama latin : Panicum maximum,
2. Nama umum : Rumput benggala
3. Asal : Afrika
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perennial, rumpun dgn banyak anakan, tinggi 1-1,8 m, bunga mayang. Satu kg biji berisi 1,5juta
5. Agronomi :
-Adapatasi luas hidup pada hujan > 760 mm/tahun
-Tidak tahan genangan air
-Responsif terhadap pupuk N
-pH tanah 5 – 6
-Tiga tipe : Giant types (3.8 m): cv Hamil, Coloniaao
Medium types (2 m) : cv Gatton, Common, Makuaeni
C. 1. Nama latin : Sorghum almum,
2. Nama umum : Parodi,
3. Asal : Afrika, Amerika Selatan
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Tegak, rumpun dengan banyak anakan, dari rhizom yang pendek tumbuh anakan, tinggi 3.4m
-Satu kg berisi 121.000 biji
5. Agronomi :
-Diturunkan dari hybrid Johnson grass (Sorghum halepense), Sorgum biji dan Sorghum bicolor
-Hidup hujan > 460 mm/th, tahan kering dan tahan kadar garam tinggi
-Pada tanah subur bisa hidup 10 th
-Berbunga setelah 49-56 hari
-Kegunaan : hay, silase, grazing
D. 1. Nama latin : Euchlaena mexicana,
2. Nama umum : Teosinte, rumput Mexico
3. Asal : Amerika Tengah, Meksiko
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perenial, tinggi 2,5-4 m, tegak, tahan naungan
5. Agronomi :
-Hujan cukup tumbuh baik
-Penanaman dgn stek, sobekan rumpun
-Kegunaan : rumput potong, silase
-Zat antinutrisi : HCN perlu pelayuan sebelum diberikan ternak
E. 1. Nama latin : Brachiaria decumbens,
2. Nama umum : Rumput Signal
3. Asal : Afrika
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perenial, tumbuh membentuk hamparan lebat dengan ketinggian 40 cm. Berstolon, bentuk bunga mayang.
5. Agronomi :
-Hujan > 1500 mm/tahun
-Lebih tahan kering daripada B. mutica
-pH 6-7
-Responsif pemupukan berat dan tahan penggembalaan berat
-Hidup baik dgn Centro (Centrosema pubescens)
-Produksi 90-150 ton segar/ha/th
-Kapasitas tampung 5 ekor/ha dgn hasil 920 kg PBB
F. 1. Nama latin : Digitaria decumbens,
2. Nama umum : Pangola grass
3. Asal : Afrika
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perenial, berstolon, rumpun tinggi 60-120 cm berbentuk menjari (digit)
5. Agronomi :
-Hujan > 1000 mm/th, tahan kering, tumbuh pada berbagai jenis tanah, responsif pupuk N dan senang terhadap tanah yang subur. Dengan pupuk N tinggi PK 11,6%
-Alat tanam sobekan rumpun
-Tahan grazing, dan dapat berkombinasi dengan berbagai legum : desmodium, siratro, centro, stylo, pueraria, calopo
-PPB setahun 2000 kg/ha pada tanah irigasi dan dipupuk N 300 kg N/ha/th.
G. 1. Nama latin : Chloris gayana,
2. Nama umum : Rhodes grass
3. Asal : Afrika
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perenial, berstolon sampai 1,5 m, bunga berbentuk payung
5. Agronomi :
-Hujan > 630-1150 mm/th, agak tahan kering (di bawah buffel grass dan green panic),tumbuh pada berbagai jenis tanah, responsif terhadap tanah yang subur, tahan salinitas tinggi.
-Tahan grazing, dan dapat berkombinasi dgn pelbagai legum : desmodium, siratro, centro, stylo
- 4 cv : cv Pioneer, Katambora, Samford, Callide
H. 1. Nama latin : Cenchrus ciliaris,
2. Nama umum : Buffel grass
3. Asal : Afrika, India, Indonesia
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perenial, tinggi sampai 1,5 m, batang tegak (erect) dan agak merunduk (prostrate), bunga berwarna kecoklatan seperti ekor rubah.
5. Agronomi :
-Sangat tahan kering (drought resistance) dan tahan api (fire resistance) krn mempunyai
batang/ rhizom bawah tanah
-Adaptasi luas pada pelbagai jenis tanah, tahan terhadap penggembalaan berat
-3 cv. :
– Tall (up to 1,5 m) membentuk rhizom : cv. Biloela, Malopo, Boorora, Lawes, Nunbank, Tarewinnabar
– Medium height (up to 1m) tanpa rhizom: cv. Gayndah, cv. American
– Short type ( up to 75 cm) tanpa rhizom: cv West Australian
I. 1. Nama latin : Setaria anceps,
2. Nama umum : Rumput setaria
3. Asal : Afrika
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perenial, membentuk rumpun, punya rhizom dan stolon
-Pangkal batang yang merah berarti kaya asam oksalat
5. Agronomi :
-Hujan > 760 mm/th
-Dapat berkombinasi dengan : desmodium, siratro, centro, stylo
-3 cv : cv Nandi, Kazungula, Narok (asam oksalat 7% BK)
-Urolithiasis : batu di uretra/saluran kemih
J. 1. Nama latin : Cynodon plectostachyus ,
2. Nama umum : African Star grass
3. Asal : Afrika
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perenial, membentuk rumpun dan berstolon yang membentuk jaring yang padat, tinggi batang 60-100 cm, bunga berbentuk menjari (digit)
5. Agronomi :
-Hujan > 500-890 mm/th, tahan kering, tumbuh pada pelbagai jenis tanah,
-Dipupuk N utk meningkatkan produksi ternak
-Bibit dengan potongan stolon
-Tahan grazing
-Kandungan HCN tinggi
K. 1. Nama latin : Hyparrhenia rufa,
2. Nama umum : Jaragua grass
3. Asal : Afrika
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perenial, membentuk rumpun yang padat, bila tua sampai tinggi 3 m dan berdaun sedikit
-Pada saat muda disukai ternak, bila sudah berbunga tidak disukai krn batang keras dan
didominasi bunga
5. Agronomi :
-Hujan > 500-890 mm/th, tahan kering, tumbuh pada pelbagai jenis tanah,
-Dipupuk N utk meningkatkan produksi ternak
-Bibit dengan potongan stolon, sobekan rumpun
-Tahan grazing
-Kandungan HCN tinggi
L. 1. Nama latin : Paspalum dilatatum,
2. Nama umum : Common paspalum, Dallis grass, rumput Australia
3. Asal : Amerika Selatan
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perenial, membentuk rumpun yang padat dan berdaun banyak serta berrhizom merayap yang pendek
5. Agronomi :
-Hujan > 890-1.000 mm/th,
-Tumbuh baik pada tanah yg berat, lembab, dan subur
-Nilai nutrisi baik pada saat masih muda, tahan penggembalaan berat dan injakan krn perakaran yang kuat di dalam tanah

M. 1. Nama latin : Paspalum plicatulum,
2. Nama umum : Plicatulum
3. Asal : Amerika Selatan (Brazil, Guatemala)
4. Deskripsi/tanda-tanda :
-Perenial, membentuk rumpun setinggi 1,2 m
5. Agronomi :
-Hujan > 760 mm/th,
-Berkombinasi baik dgn leguminosa yang menjalar utk membentuk padang rumput campuran (mixed pastures )yang baik
-Tumbuh agresif dan responsif thd pemupukan N yang tinggi.

FOTOTROPISME

A.     Judul
Mengamati gerak fototropisme dan geotropisme pada kecambah kacang hijau/tauge.

B. Tujuan
Mengamati pengaruh rangsang cahaya terhadap pembentukan akar.

C. Tinjauan Teori
Gerak pada tumbuhan terjadi karena proses tumbuh atau karena rangsangan dari luar. Walaupun tidak memiliki alat indra, tumbuhan peka terhadap lingkungan sekitarnya. Tumbuhan memberi tanggapan terhadap rangsangan yang berasal dari cahaya, gaya tarik bumi, dan air. Ada pula tumbuhan yang peka terhadap sentuhan dan zat kimia. Tanggapan tumbuhan terhadap rangsangan-rangsangan tersebut di atas disebut daya iritabilitas atau daya peka terhadap rangsangan. Ada tiga macam gerak pada tumbuhan, yaitu gerak tropisme, gerak nasti, dan gerak taksis.
1. Gerak Tropisme
Gerak pada bagian tumbuhan yang arahnya dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut tropisme. Gerak tropisme terjadi karena gerak tumbuh tumbuhan. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan, tropisme dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu fototropisme, geotropisme, hidrotropisme, tigmotropisme, dan kemotropisme.
Fototropisme adalah gerak yang terjadi pada tumbuhan yang disebabkan oleh adanya rangsangan cahaya. Bila cahaya yang datang dari atas tumbuhan, tumbuhan akan tumbuh tegak mengarah ke atas. Hal ini dapat diamati pada tumbuhan yang hidup di alam bebas. Tanaman pot yang diletakkan di dalam ruangan dan mendapat cahaya dari samping, ujung batangnya akan tumbuh membengkok ke arah datangnya cahaya
Pada tumbuhan, bagian yang peka terhadap rangsangan adalah bagian ujung tunas. Bila gerak tersebut mengarah ke sumber rangsangan disebut fototropisme positif, misalnya gerak tumbuh ujung tunas ke arah cahaya. Sedangkan gerak yang menjauhi sumber rangsangan disebut fototropisme negatif, misalnya gerak tumbuh akar yang menjauhi cahaya.
Akar selalu tumbuh ke arah bawah akibat rangsangan gaya tarik bumi (gaya gravitasi). Gerak tumbuh akar ini merupakan contoh lain dari gerak tropisme. Gerak yang disebabkan rangasangan gaya gravitasi disebut geotropisme. Karena gerak akar diakibatkan oleh rangsangan gaya tarik bumi (gravitasi) dan arah gerak menuju arah datangnya rangsangan, maka gerak tumbuh akar disebut geotropisme positif. Sebaliknya gerak organ tumbuhan lain yang menjauhi pusat bumi disebut geotropisme negatif.
Contoh lain dari geotropisme adalah gerak tumbuh pada bunga kacang. Pada waktu bunga mekar, geraknya menjauhi pusat bumi, maka termasuk geotropisme negatif. Tetapi setelah terjadi pembuahan, gerak bunga kemudian ke bawah menuju tanah ke pusat bumi dan berkembang terus menjadi buah kacang tanah. Dengan demikian, terjadi perubahan gerak tumbuh pada bunga kacang tanah. Sebelum pembuahan adalah geotropisme negatif dan setelah pembuahan adalah geotropisme positif. Pertumbuhan bunga ini dipengaruhi oleh peranan hormon pertumbuhan.
Gerak tropisme yang lainnya adalah gerak tumbuh akar yang dipengaruhi oleh ketersediaan air tanah. Gerak yang seperti ini disebut hidrotropisme. Biasanya akar tumbuh lurus ke arah bawah untuk memperoleh air dari dalam tanah. Akan tetapi, jika pada arah ini tidak terdapat cukup air, maka akar akan tumbuh membelok ke arah yang cukup air. Dengan demikian, arah pertumbuhan mungkin tidak searah dengan gaya tarik bumi. Gerak akar menuju sumber air disebut hidrotropisme positif.
Tanaman anggur mempunyai sulur yang membelit pada dahan lain. Bisa juga, sulur tersebut membelit pada benda yang disentuhnya, misalnya ajir. Gerak tumbuh karena rangsangan sentuhan tersebut disebut tigmotropisme. Atau dapat juga disebut haptotropisme, berasal dari kata thigma yang berarti singgungan atau hapto yang berarti sentuhan. Bagaimana sulur dapat tumbuh membelit ajir? Pada sisi sulur yang menyentuh ajir, pertumbuhan sel-selnya melambat sehingga bagian tersebut lebih pendek dari pada sisi sulur yang tidak menyentuh ajir. Akibatnya, sulur tumbuh melengkung ke arah ajir dan mengelilingi ajir. Dengan demikian sulur akan membelit ajir atau pohin lain yang disentuhnya.
Kemotropisme adalah gerak tropisme yang disebabkan adanya rangsangan berupa zat kimia. Misalnya: Gerakan akar yang menuju unsur hara atau pupuk dalam tanah.
2. Gerak Nasti
Gerak bagian tumbuhan yang arahnya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsangan disebut gerak nasti. Gerak nasti juga disebabkan oleh perubahan tekanan turgor. Berdasarkan jenis rangsangan yang diterima oleh tumbuhan ada beberapa macam gerak nasti, antara lain fotonasti, termonasti dan tigmonasti.
a. Fotonasti
Fotonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan matahari. Contohnya, pada bunga pukul empat. Bunga pukul akan mekar pada sore hari karena rangsangan cahaya matahari pada saat itu. Arah mekarnya bunga tersebut tidak dipengaruhi oleh arah datangnya cahaya matahari yang datang dari arah barat.
b. Termonasti
Termonasti adalah gerak nasti yang disebabkan oleh rangsangan suhu. Seperti yang terjadi pada bunga tulip, terbukanya (mekarnya) bunga tulip terjadi pada hari-hari hangat yaitu pada musim semi.
c. Tigmonasti.
Tigmonasti adalah gerak pada tumbuhan yang terjadi karena adanya sentuhan. Contohnya gerak pada putri malu. Apabila daun tumbuhan putri malu disentuh, terutama daunnya disentuh pelan-pelan, maka daun akan bergerak menutup seperti layu. Dalam waktu tertentu setelah sentuhan daun akan kembali normal. Bila sentuhan diperkeras maka gejala seperti layu bertambah banyak, demikian pula waktu pemulihannya akan semakin lama. Daerah sentuhan yang paling peka adalah di daun atau sendi daun.
3. Gerak Taksis
Taksis merupakan gerak perpindahan tempat sebagian atau seluruh tumbuhan akibat adanya rangsangan. Gerak taksis umumnya terjadi pada tumbuhan tingkat rendah.
a. Fototaksis
Fototaksis adalah gerak taksis yang disebabkan oleh adanya rangsangan cahaya, Contohnya pada ganggang hijau. Gerak fototaksis terjadi pada ganggang hijau Chlamydomonas yang langsung menuju cahaya yang intensitasnya sedang. Tetapi bila intensitas cahaya meningkat, maka akan tercapai batas tertentu dimana justru Chlamydomonas dengan tiba-tiba akan berbalik arah dan berenang menjauhi cahaya. Dengan demikian terjadi perubahan yang semula gerak fototaksis positif kemudian menjadi gerak fototaksis negatif. Hal ini dapat terjadi karena adanya perubahan intensitas cahaya, yaitu tumbuhan akan mendekati cahaya sebelum melebihi batas toleransinya dan akan menjauhi bila telah melebihi batas toleransinya.
b. Kemotaksis
Kemotaksis adalah gerak yang disebabkan oleh zat kimia. Contohnya pada sel gamet tumbuhan lumut. Gerak taksis terjadi juga pada sel gamet tumbuhan lumut. Spermatozoid pada arkegonium juga bergerak karena tertarik oleh sukrosa atau asam malat. Pergerakan ini terjadi karena adanya zat kimia pada sel gamet betina.

B.     G. Pembahasan
Auxin adalah salah satu ormone tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan (growth and development) suatu tanaman.
Di dalam alam, stimulasi auxin pada pertumbuhan celeoptile ataupun pucuk suatu tanaman, merupakan suatu hal yang dapat dibuktikan. Praktek yang mudah dalam pembuktian kebenaran diatas dapat dilakukan dengan Bioassay method yaitu dengan the straight growth tets dan curvature test. Hasil penelitian terhadap metabolisme auxin menunjukan bahwa konsentrasi auxin di dalam tanaman mempengaruhi pertumbuhan tanaman.
Suatu tanaman apabila disinari suatu cahaya, maka tanaman tersebut akan membengkok ke arah datangnya sinar. Membengkoknya tanaman tersebut adalah karena terjadinya pemanjangan sel pada bagian sel yang tidak tersinari lebih besar dibanding dengan sel yang ada pada bagian tanaman yang tersinari. Perbedaan rangsangan (respond) tanaman terhadap penyinaran dinamakan phototropisme.
Terjadinya fototropisme ini disebabkan karena tidak samanya penyebaran auxin di bagian tanaman yang tidak tersinari dengan bagian tanaman yang tersinari. Pada bagian tanaman yang tidak tersinari konsentrasi auxinnya lebih tinggi dibanding dengan bagian tanaman yang tersinari.
Keadaan auxin dalam proses geotropisme ini, apabila suatu tanaman (celeoptile) diletakan secara horizontal, maka akumulasi auxin akan berada di dagian bawah. Hal ini menunjukan adanya transportasi auxin ke arah bawah sebagai akibat dari pengaruh geotropisme. Untuk membuktikan pengaruh geotropisme terhadap akumulasi auxin, telah dibuktikan oleh Dolk pada tahun 1936 (dalam Wareing dan Phillips 1970). Dari hasil eksperimennya diperoleh petunjuk bahwa auxin yang terkumpul di bagian bawah memperlihatkan lebih banyak dibanding dengan bagian atas.
Sel-sel tanaman terdiri dari berbagai komponen bahan cair dan bahan padat. Dengan adanya gravitasi maka letak bahan yang bersifat cair akan berada di atas. Sedangkan bahan yang bersifat padat berada di bagian bawah. Bahan-bahan yang dipengaruhi gravitasi dinamakan statolith (misalnya pati) dan sel yang terpengaruh oleh gravitasi dinamakan statocyste (termasuk statolith).
Pada gerak tropisme pergerakan yang terjadi adalah karena pengaruh hormon pertumbuhan dalam tubuh tumbuhan yang terpengaruhi oleh rangsang, sedangkan pada gerak taksis pergerakan yang terjadi tidak dipengaruhi oleh suatu hormon pertumbuhan.

H. Simpulan
Dari pengamatan yang telah dilakukan pada kecambah kacang hijau/tauge dapat disimpulkan bahwa rangsang cahaya dan gaya gravitasi mempengaruhi arah pertumbuhan/gerak tumbuhan.

PERANAN TERNAK BAGI SUMBER PAKAN HEWANI

BAB I
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat serta hidayahNYA, sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah Ilmu Peternakan Uum dengan judul Peranan Ternak sebagai Sumber Pakan Hewani dengan baik, meskipun masih ada kekurangannya.
Tujuan dari penyusunan makalah dengan judul Peranan Ternak sebagai Sumber Pakan Hewani ini adalah sebagai syarat dan tugas Ujian Tengah Semester (UTS) dan sebagai bacaan yang semoga bermanfaat bagi masyarakat.
Penulis ucapkan banyak terima kasih atas terselesaikannya tugas makalah ini kepada Bp. Ir. Warsono Sarengat ,MS yang telah membimbing penulis dalam mata kuliah Ilmu Peternakan Umum.Tanpa ilmu yang telah Bapak berikan penulis tidak dapat mengerjakan makalah ini. Tidak lupa pula ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik materi maupun immateri dalam penulisan makalah ini.
Penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, apabila terdapat beberapa hal yang kurang berkenan Penulis mohon maaf. Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membanguun demi kesempurnaan makalah ini.
Semarang,15 Oktober 2012,
Penulis

BAB II
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan luas wilayah terbesar se-Asia Tenggara, jumlah penduduknya kurang lebih 220 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan rata-rata 1,5% per tahun merupakan negara yang mempunyai beraneka ragam kekayaan alam. Kekayaan alam tersebut bukan hanya terdapat pada sektor kekayaan alam migas seperti minyak bumi dan bahan tambang saja, namun juga kekayaan alam non-migas seperti tersedianya lahan pertanian yang cukup luas. Namun semua itu ternyata belum cukup untuk memberikan solusi atas permasalahan yang ada, permasalahan seperti kurang memadainya kebutuhan pangan, jika kekayaan tersebut tidak diberdayakan secara optimal dan dilandaskan oleh aturan dan kebijakan yang mendukung didalamnya.
Salah satu permasalahan yang paling crusial adalah pemenuhan kebutuhan pangan, terutama kebutuhan protein hewani. Pemenuhan kebutuhan pangan ini sangat erat hubungannya dengan sektor pertanian dalam arti yang luas, sehingga tidak heran jika pertanian menjadi bagian penting dalam pembangunan bangsa Indonesia. Salah satu sektor dari pertanian tersebut adalah sub sektor peternakan.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Tantangan Sektor Peternakan di Era Globalisasi
Era globalisasi perdagangan yang merupakan pemberlakuannya perdagangan bebas antar negara menjadi tantangan baru dalam pembangunan peternakan, disamping sederetan persoalan peternakan yang melanda negara ini. Dalam globalisasi perdagangan, produksi peternakan dalam negeri harus mampu bersaing dengan produksi peternakan dari berbagai negara. Sehingga dapat dibayangkan betapa ketatnya persaingan antar produksi dalam mencari pangsa pasar (market segmention). Bahkan anekdot siapa yang kuat pasti dapat; seperti halnya hukum rimba, merupakan keniscayaan yang suka atau tidak suka akan dihadapi oleh pelaku industri peternakan bangsa ini.
Persaingan mendapatkan bahan baku produksi dan lahan peternakan juga merupakan permasalahan yang harus mendapat perhatian serius dari pemerintah dan pelaku peternakan dalam memajukan peternakan nasional di era globalisasi perdagangan. Belum lagi masalah penyakit ternak atau hewan menular lainnya.




B.   Peran Sektor Peternakan
Hampir diseluruh daerah di Indonesia kita temukan peternakan, baik peternakan yang berskala kecil maupun peternakan yang berskala besar. Bahkan menurut menteri pertanian (Mentan) Anton Apriyantono sub sektor peternakan telah menjadi salah satu sumber pertumbuhan yang tinggi disektor pertanian. Sejak tahun 2003 sub sektor ini telah mampu bangkit dari terpaan krisis tahun 1998-1999. level produksi seluruh komoditas peternakan sudah melampaui level tertinggi periode sebelum krisis. Kemampuan peternakan untuk eksis dalam menghadapi badai krisis ekonomi ini dapat pula dilihat pada tahun 2000-2003, laju peningkatan produksi ayam broiler dan petelur berturut-turut mencapai 23,4 dan 10,27 persen pertahun, padahal saat krisis ekonomi pernah mengalami penurunan yang sangat tajam, yaitu masing-masing 28,23 dan 8,92 persen per tahun. Bahkan peternakan mampu membuka lapangan pekerjaan kepada 2,54 juta masyarakat Indonesia yang bekerja disektor ini, yang tersebar baik di pedesaan maupun di perkotaan. Sehingga sektor ini diharapkan dapat menekan angka kemiskinan yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah penduduk miskin di Indonesia pada medio tahun 2006 saja mencapai 3,95 juta orang.



C. Permasalahan Penyediaan Pangan di Indonesia
1. Konsumsi Hasil Ternak Masyarakat Indonesia Tingkat konsumsi hasil ternak bagi masyarakat Indonesia, dinilai masih jauh dibawah kecukupan gizi yang dianjurkan. Berdasarkan analisis dari Pola Pangan Harapan (PPH), tingkat konsumsi masyarakat Indonesia akan protein asal ternak baru mencapai 5,1 g/kap/hr yang setara dengan konsumsi susu 7,5 kg/kap/th, daging 7,7 kg/kap/th, dan telur 4,7 kg/kap/th (Dirjen Bina Produksi Peternakan, 2004). Tingkat konsumsi protein hasil ternak tersebut terhitung kecil dibanding jumlah konsumsi protein (total nabati dan hewani) yang  ianjurkan sebesar 46,2 g/kap/hr (Tranggono, 2004). Sebagai pembanding, konsumsi susu di Amerika, Jepang dan beberapa negara Eropa sudah lebih dari 80 kg/kap/th. Konsumsi susu beberapa Rendahnya Konsumsi Pidato Pengukuhan Guru Besar Universitas Diponegoro 7 negara ASEAN juga relatif tinggi, yaitu Philippina 18,8 kg/kap/th, Malaysia 22,5 kg/kap/th, Thailand 28,0 kg/kap/th dan Singapura 32 kg/kap/th (Haryono, 2007).

2. Kondisi Peternakan dan Industri Pengolahan Peternakan di Indonesia hingga saat ini didominasi peternakan rakyat berskala kecil dan belum maju. Banyak masyarakat-masyarakat yang memelihara ternak dengan skala kecil dikarenakan kurangnya modal mereka. Hal tersebut mempengaruhi industry pengolahan hewan ternak. Lebih khusus lagi kondisi industri pengolahan pangan dan hasil ternak dominan berskala kecil. Pada tahun 2000 terdapat sekitar 916.182 industri makanan dan minuman di Indonesia, 5.612 (0,61%) industri skala besar dan menengah, 82.430  9,11%) industri skala kecil, dan 828.140 (90,28%) industri rumah tangga (Darmawan, 2001).























BAB III

PENUTUP

Berdasarkan keseluruhan uraian tersebut diatas, akhirnya dapat diambil beberapa kesimpulan berikut ini. Pertama, pengadaan produk olahan hasil ternak untuk pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani masyarakat Indonesia masih dihadapkan pada masalah skala peternakan, salah persepsi, dan ketatnya kompetisi global. Kedua, peluang dan ketatnya persaingan dalam globalisasi pangan perlu dihadapi dengan pengembangan produk olahan hasil ternak yang inovatif dan kompetitif, yang sekaligus untuk menangkal keterjebakan pangan. Ketiga, peningkatan mutu dan keamanan produk olahan hasil ternak harus terus diupayakan. Pelanggaran terhadap mutu dan keamanan pangan identik dengan kejahatan dan harus diberi sangsi dan hukum yang berlaku.

Macam-macam legum dan rumput

1. Calliandra callothyrsus (kaliandra)
Kaliandra termasuk jenis tanaman leguminosa yang berbentu pohon dan banyak tumbuh dengan cepat pada daerah tropis. Kaliandra (Calliandra callothyrsus) berasal dari Amerika tengah dan mulai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1963. Kaliandra dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur dan pada dataran rendah hingga ketinggian 1500m diatas permukaan laut.
Fungsi dan manfaat kaliandra :
• Sebagai tanaman penghijauan / reboisasi
• Tanaman peneduh dan pelindung
• Penyubur tanah
• Pakan ternak yaitu sebagai sumber protein
• Penahan erosi
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Divisi :Magnoliophyta
Kelas :Magnoliopsida
Bangsa :Rosales
Suku :Caesalpiniaceae
Marga :Calliandra
Jenis :Calliandra calothyrsus
2. Imperata cylindrica (alang-alang)
Imperata cylindrica atau yang dsering disebut sebagai alang-alang merupakan jenis tanaman rumput yang sering tumbuh liar pada lahan-lahan kosong. Alang-alang memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Tumbuh berumpun dengan tinggi sekitar 30 – 180cm. Alang-alang memiliki batang berbentuk silindis dengan diameter 2-3mm dan memiliki ruas ruas.memiliki daun berbentuk pita dengan panjang yang dapat mencapai 12-18cm dan lebar 2-5cm. alang-alang memiliki bunga berbentuk majemuk berbentuk bulir (spica) dan bertangkai panjang. Buah pada alang-alang berbentuk biji yang memiliki pajang ±1mm dan berwarna cokelat tua.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica (L.) Beauv

3. Panicum maximum (rumput benggala)
Panicum maximum atau rumput benggala merupakan jenis rumput tahunan yang memiliki tinggi 60-90 cm dan terkadang dapat mencapai 150 cm batang pada rumput benggala memiliki rongga halus yang memiliki diameter ±2,5mm . Rumput benggala memiliki daun berbentuk linear yang memiliki panjang daun hingga 90 cm dan lebar ±10 mm. Pada permukaan daunnya bertekstur kasar, pangkal daun ditutupi oleh rambut-rambut yang pendek dan menyebar.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Phylum : Spermatophyte
Subphylum : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Giumiflora
Family : Poaceae
Sub Familia : Panicoideae
Genus : Panicum
Species : Panicum maximum
4. Setaria sphacelata (setaria)
Setaria sphacelata atau setaria memiliki spesifikasi sebagai berikut :
Dapat tumbuh didaerah dataran tinggi mulai dari 1000m diatas permukaan laut. Setaria dapat dikembangbiakan dengan cara merecah akarnya. Cirri khas dari rumput ini yaitu pada bawah batangnya berwarna merah, rumput ini juga dapat bersimbiosis dengan mikroba yang dapat memfiksasi nitrogen.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Setaria P. Beauv
Species : Setaria sphacelata
5. Axonorpus compressus (rumput karpet)
Axonorpus compressus atau yang sering kita sebut dengan rumput karpet adalah rumput yang sering digunakan untuk penutup tanah pada lahan kosong di pekarangan rumah. Rumput karpet dapat tumbuh pada tempat yang teduh dan lembab, rumput karpet juga dapat tumbuh pada tanah yang memiliki tingkat keseuburan rendah. Rumput kar[pet juga dapat dikonversikan sebagai pakan ternak.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas :Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Axonopus
Spesies : Axonopus compressus (Sw.) Beauv
6. Melinis minutiflora (jampang piit)
Melinis minutiflora atau yang kita kenal sebagai jampang piit merupakan suatu jenis rumput tetap dan menyebar dalam bentuk liar. Jampang piit dapat tumbuh hingga 1,5 m . memiliki bunga berwarna kemerahan yang mekar dalam beberapa periode singkat.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae Order Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Melinis P. Beauv.
Species : Melinis minutiflora P. Beauv.
7. Pennisetum purpureum (rumput gajah)
Rumput gajah merupakan jenis rumput yang memiliki umur panjang. Memiliki tinggi 2-4 m dan memiliki batang yang tebal. Rumput gajah memiliki daun yang lebar, panjang dan memiliki tulang daun agak keras. Rumput gajah dapat tumbuh pada dataran rendah hingga ke pegunungan. Kelebihan dari rumput gajah yaitu dapat bertahan pada saat kekeringan.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Pennisetum Rich. ex Pers.
Species : Pennisetum purpureum Schumach.
8. Cynodon plectostachyus (Rumput Afrika)
Rumput afrika adalah rumput yang Besar dan kuat, non-rhizomatous rumput. C. plectostachyus adalah diploid yang dengan mudah dapat diidentifikasi oleh glumes kecil, jarang sebagai salah selama sepertiga dari spikelet, daun lunak; racemes dalam dua atau lebih whorls dan melengkungkan stolon ruas (Harlan, de Wet & Rawal, 1970 ).
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Cynodon Rich.
Species : Cynodon plectostachyus (K. Schum.) Pilg.
9. Chencrus ciliaris (Rumput Ekor Rubah)
Rumput ekor rubah atau Chencrus ciliaris memiliki daun berbentuk pisau linier 2-13 mm dengan lebar 3-30 cm dan berwarna hijau, scabrous, kadang-kadang berbulu di dasar malai yang tegak, berwarna ungu, kasar, dengan unit biji atau fascicles dimasukkan sepanjang sumbu zig-zag. Setiap bur-seperti bulir yang terdiri dari satu spikelet atau cluster 2-4 spikelets, 3,5-5 mm dikelilingi oleh penutup dari bulu panjang hingga 16 mm, bulu berduri dan (berbulu, memberikan jilid kualitas perekat. 330,000-550,000 benih unit / kg, atau 900,000-2,000,000 caryopses / kg. Deep, yang kuat, sistem akar fibrosa.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family : Poaceae Barnhart – graminĂ©es, grasses
Genus : Cenchrus L.
Species : Cenchrus ciliaris L
10. Pennisetum purpuroides (Rumput Raja/ King grass)
Rumput raja mempunyai karakteristik yang hampir mirip dengan rumput gajah. Rumput raja atau king grass tumbuh dengan tegak dan berumpun-rumpun, rumput raja dapat tumbuh hingga mencapai ketinggian kurang lebih 4 m, memiliki batang yang tebal dan keras, daun lebar agak tegak, dan ada bulu agak panjang pada daun helaian dekat liguna. Permukaan daun luas dan tidak berbunga kecuali jika di tanam di daerah yang dingin. Rumput raja dapat di tanam di daeah yang subur di dataran rendah sampai dataran tinggi, dengan curah hujan tahunan lebih dari 1.000 mm.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Phyllum : Spermatophyta
SubPhyllum : Angiospermae
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Glumiflora
Familia : Gramineae
SubFamilia : Panicurdeae
Genus : Pennisetum
Species : Pennisetum hibrida, P.purpuroides
11. Macroptilium antropurpureum (Siratro)
Siratro atau Macroptilium antropurpureum merupakan jenis tanaman tahunan dengan akar tunggang besar yang dalam dan batang membelit, menjalar dan memanjat. Batang pada dasar tanaman lebih tua berserat, diameter lebih dari 5 mm, batang yang lebih muda berdiameter sekitar 1-2 mm,pada kondisi tertentu membentuk nodul akar pada kondisi yang ideal. Berdaun tiga (trifoliate), helai daun memanjang dengan ukuran 2-7 x 1,5-5 cm, berwarna hijau tua dan berbulu halus pada permukaan atas. Bunga pada siratro berbentuk tabung, yang memiliki panjang 8-9 mm dan lebar 3 mm, berwarna ungu tua dengan merah didekat dasar bunga. Siratro memiliki buah polong lurus, panjang 5-10 cm, diameter 3-5 mm, mengandung sampai 12 (-15) biji. Buah polong akan menyebar ketika masak. Biji berbentuk bulat, coklat muda sampai hitam, bulat pipih, 4 x 2,5 x 2 mm, 75.000 biji/kg.
12. Panicum sp (Rumput Benggala Gaton)
Panicum sp atau rumput benggala gaston merupakan tipe tanaman tanaman yang berdaun banyak, dapat membentuk anakan yang padat, berumpun, dapat tumbuh mencapai tinggi 60-90 cm dan terkadang bisa mencapai 1,5 m. Pada saat dewasa diameter basal sampai 40 cm. rumput benggala gaston memiliki batang berongga halus berdiameter kurang lebih 2,5 mm, berdaun linier panjang sampai 90 cm dan lebar 5-10 mm, rumput benggala gaston memeiliki tekstur helai daun dengan permukaan atas yang kasar karena pangkal daun ditutupi oleh rambut-rambut menyebar yang pendek dan padat. Bunga terbuka dengan panjang sumbu utama sampai lebih dari 25 cm, dan panjang tandan bawah sampai 20 cm, cabang sekunder dari tangkai bunga tidak ada atau sangat sedikit.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Phylum : Spermatophyte
Subphylum : Angiospenonae
Classic : Monocotyledonae
Ordo : Giumiflora
Familia : Poaceae
Sub Familia : Panicoideae
Genus : Panicum
Spesies : Panicum sp
13. Brachiaria decumbens (Rumput Razi/ BD)
Brachiaria decumbens atau rumput razi merupakan rumput yang tumbuh dengan tinggi 30-150 cm memiliki daun berbentuk lanset-pisau berukuran 8-10 mm. Rumput razi memiliki batang yang tegak timbul dari basis stoloniferous panjang dan akar turun dari node yang lebih rendah menghasilkan padang rumput padat. Bunga bertipe racemes 2-5 cm dengan rachis Ciliata luas dan panjang spikelets 4 mm. Rumput ini adalah rumput yang berharga untuk pengendalian erosi, karena mencakup tanah baik, tahan penggembalaan berat dan menetapkan pada tanah miskin dan berbatu. Hal ini penting karena produktivitas tinggi dalam penggunaan intensif.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Brachiaria
Spesies : Brachiaria decumbens
14. Brachiaria brizantha (Rumput Signal/ BB)
Brachiaria brizantha merupakan tumbuhan tahunan (perennial) dengan rimpang yang pendek dan panjang 30-200 cm. Daun berbentuk lurus atau lurus melebar, panjang 10-100 cm dan lebar 3-20 mm, tidak berambut atau berambut. Perbungaan terdiri dari 2 – 16 bunga rasemosa yang panjangnya 4-20 cm.
15. Coix lacryma (Hanjeuli)
Merupakan sejenis tumbuhan biji-bijian (serealia) tropika dari suku padi-padian atau Poaceae. Asal tanaman Coix lacryma atau hanjeuli ini adalah Asia Timur dan Malaya namun sekarang telah tersebar ke berbagai penjuru dunia. Beberapa varietas memiliki biji yang dapat dimakan dan dijadikan sumber karbohidrat dan juga obat. Bulir yang masak terbungkus struktur yang keras, berbentuk oval dan berwarna putih.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Order : Poales
Family : Poaceae
Genus : Coix
Species : C. lacryma-jobi
16. Panicum coloratum (Hamil grass)
Hamil grass merupakan rumput yang bertipe rhizomatous , berumbai ( tegak , geniculate atau yg berbaring ), terkadang menyebar dengan menggunakan stolons. Batang hamil gras memiliki diameter 2-4 mm. berdaun sebagian besar berkisar antara 20-70 cm, dengan daun gundul untuk berbulu, 5-40 cm dan lebarnya 4-14 mm , bervariasi dalam warna dari hijau sampai hijau keabu-abuan biru-hijau. Varietas Coloratum jarang melebihi 120 cm, varietas ini adalah varietas yang paling luas, dan berbeda dari vararietas makarikariense yang memiliki daun hijau.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Panicum L.
Species : Panicum coloratum L.
17. Chloris gayana (Rumput Rhodes)
Rumput Rhodes adalah stoloniferous (bervariasi dengan kultivar) merayap atau kadang-kadang berumbai rumput. Batangnya halus dan rimbun, dengan ketinggian berkisar antara 0,5 dan 2 meter tinggi. Daun gundul, panjang daunnya 15-50 cm dan 3-9 mm lebar (L. ‘t Mannetje & SMM Kersten). Memiliki malai yang padat berkisar antara 3-20, racemes spikelike 4-15 cm. Spikelets memiliki 3-4 kuntum (Bogdan).
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Bangsa : Cyperales
Suku : Poaceae
Marga : Chloris
Jenis : Chloris gayana
18. Gliricidia sepium (Gamal/Cebreng)
Gliricidia sepium adalah pohon polongan dan termasuk dalam keluarga Fabaceae. Gamal berasal dari Amerika Tengah, digunakan di negara-negara tropis dan sub-tropis sebagai tanaman pagar hidup. Ditanam di sepanjang sisi bidang, dan batang digunakan sebagai tiang pagar. Selama musim kemarau, ketika kekurangan hijauan, anggota badan pohon dipotong dan dedaunan diberikan kepada ternak. Pohon Gliricidia adalah ukuran medium, dengan daun komposit. Bunganya berwarna kemerahan dan di ujung cabang tanpa daun. Buah/podnya sekitar 10-15 cm. Biasanya, dapat ditemukan tumbuh di tanah asam dengan kesuburan rendah sampai menengah.
Taksonomi :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Faboideae
Genus : Gliricidia
Spesies : G. sepium
19. Leucaena glauca (Lamtoro)
Lamtoro adalah sejenis pohon dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-polongan), yang sering digunakan dalam penghijauan lahan atau pencegahan erosi. Berasal dari Amerika tropis, tumbuhan ini sudah ratusan tahun dimasukkan ke Jawa untuk kepentingan pertanian dan kehutanan, dan kemudian menyebar pula ke pulau-pulau yang lain di Indonesia. Lamtoro dapat tumbuh hingga tinggi 20m. Percabangan rendah, banyak, dengan pepagan kecoklatan atau keabu-abuan, berbintil-bintil dan berlentisel. Ranting-ranting bulat torak, dengan ujung yang berambut rapat. Lamtoro memiliki daun majemuk menyirip rangkap, sirip 3-10 pasang. Anak daun tiap sirip 5-20 pasang, berhadapan, bentuk garis memanjang, 6-16(-21) mm × 1-2(-5) mm, dengan ujung runcing dan pangkal miring (tidak sama), permukaannya berambut halus dan tepinya berjumbai. Bunga majemuk berupa bongkol bertangkai panjang yang berkumpul dalam malai berisi 2-6 bongkol; tiap-tiap bongkol tersusun dari 100-180 kuntum bunga, membentuk bola berwarna putih atau kekuningan berdiameter 12-21 mm, di atas tangkai sepanjang 2-5 cm. Bunga kecil-kecil, berbilangan 5; tabung kelopak bentuk lonceng bergigi pendek, lk 3 mm; mahkota bentuk solet, lk. 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai, lk 1 cm, lepas-lepas. Buah polong bentuk pita lurus, pipih dan tipis, 14-26 cm × 1.5-2 cm, dengan sekat-sekat di antara biji, hijau dan akhirnya coklat kering jika masak, memecah sendiri sepanjang kampuhnya. Berisi 15-30 biji yang terletak melintang dalam polongan, bundar telur terbalik, coklat tua mengkilap, 6-10 mm × 3-4.5 mm.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephala (Lam.) de Wit
20. Rufescens lam (Banhinia)
Bauhinia rufescens adalah pohon semak atau kecil biasanya 1-3 m, kadang mencapai 8 m, berwarna abu-abu, halus, sangat berserat dan bersisik ketika tua; garis miring merah muda; ranting diatur dalam 1 pesawat seperti tulang ikan, dengan thornlike, lignified , lateral, tunas, 10 cm. Daun sangat kecil, hampir bilobate dasar, dengan semi-melingkar lobus, gundul, dengan petioles panjang, hijau keabu-abuan, kurang dari 3 cm. Kehijauan-kuning menjadi merah muda pucat putih dan bunga, dalam beberapa-bunga racemes; kelopak 5, spathulate, 15-20 mm panjang, benang sari 10, filamen berbulu di pangkalan.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Order : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Bauhinia
Species : B. rufescens
21. Arachis Pingtoy (Kacang Pintoy)
Tanaman yang tumbuh menjalar, merupakan legum tahunan yang membentuk karpet tebal sampai 20-30 cm. Bunga berwarna kuning dan mengasilkan biji didalam tanah. Biasanya ditanam sebagai penghias pekarangan.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis pintoi Krapov. & W.C.Greg
22. Centrosema pubescens (Kacang Kupu-kupu)
Merupakan tanaman tahunan berkayu ketika usianya lebih dari 18 bulan. Daun terdiri dari 3 anak daun tiap anak daun berbentuk jorong, bulat telur-memanjang atau bulat telur-lanset, dasar daun membulat, ujung daun meruncing tajam, daun berwarna hijau tua, berbulu. Bunga dapat melakukan fertilisasi sendiri walau belum mekar, besar, berupa tandan yang letaknya di ketiak, tiap tandan terdiri atas 3-5 bunga, daun kelopak berbentuk lonceng. Biji berbentuk kecil memanjang, berwarna coklat kehitaman.
Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Rosales
Suku : Caesalpiniaceae
Marga : Centrosema
Jenis : Centrosema pubescens
23. Guinea grass
Rumput ini adalah spesies tahunan dan terdiri dari banyak rumpun. Umumnya memiliki tinggi ±1,5 m,tetapi ada yang bisa tumbung hingga tinggi 3m. Daun berbentuk panjang dan halus. Mereka memiliki pertengahan rusuk yang menonjol ±1 cm. Benih kepala yang besar (hingga 40 cm) dan menyebar.
24. Hyparrhenia rufa (Jaragua)
Tanaman keras, Terestrial, tidak air, Rimpang ini, Rimpang s Hort dan kompak, batang dekat, Batang node bengkak atau rapuh, Batang tegak atau ascending, Batang caespitose, berumbai, atau berkerumun, Batang silinder, bulat di bagian lintas, atau poligonal, Batang ruas padat atau spons, Batang dengan perbungaan 1-2 m, Batang dengan perbungaan 2-6 m,

Taksonomi :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family : Poaceae
Genus : Hyparrhenia Andersson ex Fourn.
Species : Hyparrhenia rufa (Nees) Stapf – jaraguagrass